Tampilkan postingan dengan label Seputer Kereta Api. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seputer Kereta Api. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Oktober 2013

Selamat Datang KA CIREMAI EKSPRESS

_DSC5399 (2)
Kabar bahagia bagi anda semua para pecinta angkutan Kereta Api kini PT.KAI telah meresmikan KA CIREMAI EKSPRESS dengan relasi CN-BD, peresmian KA ini dilakukan di Stasiun Cirebon Kejaksan DAOP 3 CN. Yang sebelumnya pada tanggal 09 Maret 2009 gagalnya peresmian KA di sebabkan karena adanya pertentangan antara moda transportasi lain. namun pada akhirnya baru pada tanggal 28 September 2013 KA ini berhasil d resmikan dengan nama KA Ciremai Ekspress.
berikut ini saya berikan jadwal pembrangkatan KA CIREMAI EKSPRESS
KA 7101 (Relasi CN-BD)
CN 04.35
JTB 05.06 05.08
HGL 05.40 05.42
CKP 06.23 06.38
CMI 08.18 08.20
BD 08.29
KA 7103 (Relasi BD-CN)
BD 09.15
CMI 09.24 09.26
CKP 11.07 11.22
HGL 12.03 12.05
JTB 12.37 12.39
CN 13.10
KA 7105 (Relasi CN-BD)
CN 13.45
JTB 14.16 14.18
HGL 14.50 14.52
CKP 15.33 15.48
CMI 17.28 17.30
BD 17.39
KA 7017 (Relasi BD-CN)
BD 18.15
CMI 18.24 18.26
CKP 20.07 20.22
HGL 21.03 21.05
JTB 21.37 21.39
CN 22.10

semoga bermanfaat bagi kita semua.
mohon maaf apabila ada salah dalam penulisan artikel ini.
untuk kemajuan dalam artikel saya yang selanjutnya saya mohon untuk kritik dan sarannya.
terimakasih yang sebesar besarnya.

Senin, 30 April 2012

PT KA Akan Kuak Potensi Wisata Bandung-Cianjur

STASION,(GM) - PT Kereta Api (KA) mewacanakan pengoperasian kereta uap di jalur Bandung-Cianjur. Hal itu sebagai langkah untuk meningkatkan potensi wisata di jalur tersebut.

Vice President Bangunan Unit Pelestarian Benda Bersejarah PT KA, Bidjak Filsadjati mengatakan, jalur Bandung- Cianjur memang memiliki potensi wisata yang cukup besar. Di antaranya adalah bangunan heritage stasiun kereta api yang ada di jalur tersebut. Termasuk juga jembatan dan terowongan yang memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi. Apalagi heritage dan bangunan jembatan dan terowongan tersebut merupakan bangunan bersejarah peninggalan jaman Belanda.

"Banyak potensi wisata yang ada di jalur Bandung-Cianjur, selain heritage, jembatan, dan terowongan, pemandangan di jalur tersebut pun cukup indah. Apalagi di Kab. Cianjur ada situs megalitikum Gunung Padang yang memiliki nilai sejarah tinggi," jelas Bambang, Minggu (26/2).

Dikatakan, peningkatan potensi wisata tersebut dilakukan dengan berbagai upaya. Bahkan pihaknya pun telah melakukan pemetaan untuk potensi wisata di sana. Seperti yang dilakukan pada Selasa (21/2) lalu. Pihaknya bersama Duta Besar Kerajaan Belanda dan Pusat Kebudayaan Belanda (Erasmus Huis) melakukan mapping potensi wisata di wilayah Bandung-Cianjur.

"Rencananya hasil mapping itu akan dibuat menjadi katalog, sebagai salah satu bahan untuk pameran perkeretaapian yang diselenggarakan Erasmus Huis di Belanda," katanya.

Tentunya hal tersebut menjadi salah satu peluang untuk peningkatan pariwisata di wilayah tersebut.
(B.99)**

sumber GALAMEDIA

Selasa, 24 April 2012

Pembelian Ticket H-90


Dalam rangka peningkatan pelayanan dalam hal kemudahan calon penumpang mendapatkan tiket, PT KAI (Persero) sejak tanggal 8 Maret 2012 mulai memberlakukan penjualan tiket kereta api 90 hari sebelum keberangkatan (H-90). Ketentuan tersebut berlaku untuk KA kelas eksekutif, Bisnis dan Ekonomi komersial (Gajah Wong, Bogowonto, Malabar). Sementara itu tiket kelas ekonomi non komersial tetap, yaitu H-7.Launching pemberlakuan pembelian tiket H-90 tersebut diumumkan secara resmi oleh Direktur Komersial PT KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito di Stasiun Gambir (8/3/2012). “Pemesanan tiket bisa dilakukan di loket-loket stasiun KA, melalui Contact Centre 121, agen-agen tiket, Indomaret, Kantor Pos, dan lainnya,” jelas Wimbo.

Wimbo juga menjelaskan, peluncurannya di bulan Maret juga dalam rangka menyambut masa liburan sekolah di bulan Juni. “Kita tahu kalau tiket pesawat bulan Juni sudah bisa dibeli dari sekarang, maka kereta api sekarang juga sudah bisa,” tambah Wimbo. Dengan kebijakan ini, Wimbo berharap calon penumpang menjadi lebih mudah dan leluasa dalam memperoleh tiket, serta lebih leksibel dalam merencanakan perjalanan sesuai keinginan.

Untuk mempersempit ruang gerak percaloan, PT KAI juga menerapkan ketentuan 1 tiket hanya untuk 1 calon penumpang. “Calon penumpang wajib menyertakan fotocopy identitas diri seperti KTP, paspor atau kartu pelajar saat transaksi tiket,” jelas Wimbo lagi.

Pembelian tiket H-90 merupakan bagian dari berbagai terobosan PT KAI di tahun 2012 dalam rangka meningkatkan keamanan, kenyaman dan keselamatan penumpangnya. Beberapa terobosan tahun 2012 tersebut diantaranya boarding pass di stasiun keberangkatan yang hanya mengizinkan penumpang yang telah memiliki tiket untuk masuk peron stasiun, pembatasan kapasitas angkut maksimal 100 % dengan meniadakan penjualan tiket tanpa tempat duduk (tiket berdiri), larangan merokok di dalam semua KA, serta larangan pedagang asongan berjualan di dalam KA.

sumber MajalahKA

Selasa, 17 April 2012

Launching KA Semen


Setelah puluhan tahun, PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (PT ITP) kembali menggunakan kereta api untuk angkutan semennya. Istimewanya, proses bongkar- muat KA Semen ini menggunakan sistem palet yang baru pertamakali digunakan PT KAI.
Satu lagi KA barang diluncurkan PT KAI (Persero) tahun 2012 ini. KA barang tersebut mengangkut angkutan semen merek Tiga Roda produksi PT ITP dari Stasiun Arjawinangun (AWN), Cirebon ke Stasiun Purwokerto (PWT), Banyumas. Angkutan semen ini merupakan realisasi dari kerjasama PT KAI dan PT Kereta Api Logistik (KALOG), dengan  PT ITP.
Launchingnya dilakukan di AWN (2/4), dimana semboyan 40 untuk memberangkatkan KA Semen tujuan PWT diberikan Direktur Komersial PT ITP, Nelson G.D Borch didampingi Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito. Meski sebenarnya peluncuran perdananya telah dilaksanakan pada 15 Februari 2012 lalu.
Semen yang diangkut dalam kemasan sak, diangkut truk dari pabrik PT ITP di Palimanan (Sekitar 10 km dari AWN) ke Stasiun AWN. Semen yang telah disusun di atas dudukan palet tersebut kemudian oleh forklift dimuat ke gerbong. Begitu juga di PWT, proses bongkar kembali menggunakan forklift.
Sistem paletiser merupakan sistem bongkar-muat pertama yang digunakan PT KAI. Dengan sistem ini, proses bongkar-muat menjadi jauh lebih singkat dari sistem ‘panggul’ satu persatu seperti yang selama ini digunakan kereta api dalam beberapa angkutan barangnya.
Setiap harinya, ada 1 KA Semen yang beroperasi di lintas AWN-PWT sejauh 149 km dengan waktu tempuh 3 jam 6 menit). Stamformasinya terdiri dari 17 gerbong datar (PPCW) kapasitas 30 ton pergerbong dan 1 gerbong kabus yang ditarik 1 lokomotif tipe CC 204.
Dengan formasi ini, diharapkan terangkut 510 ton semen setiap harinya, sehingga tercapai target angkutan 13.770 ton perbulan. Mengiringi permintaan angkutan PT ITP yang terus meningkat, Wimbo menjanjikan, dalam 1-2 bulan ini pihaknya akan meningkatkan kapasitas gerbong menjadi 40 ton. Tidak menutup kemungkinan juga untuk menambah jumlah KA-nya.

Sejarah Perkereta Apian Indonesia

Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum’at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh “Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij” (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.

Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar--Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.

Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.

Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam “Angkatan Moeda Kereta Api” (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya “Djawatan Kereta Api Republik Indonesia” (DKARI).

Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia

Periode Status Dasar Hukum
Th. 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel
sepanjang 26 km antara Kemijen
Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
1864 s.d 1945 Staat Spoorwegen (SS)
Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS)
Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM) IBW
1945 s.d 1950 DKA IBW
1950 s.d 1963 DKA - RI IBW
1963 s.d 1971 PNKA PP. No. 22 Th. 1963
1971 s.d.1991 PJKA PP. No. 61 Th. 1971
1991 s.d 1998 PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990
1998 s.d. 2010 PT. KERETA API (Persero) PP. No. 19 Th. 1998
Keppres No. 39 Th. 1999
Akte Notaris Imas Fatimah
Mei 2010 s.d sekarang PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) Instruksi Direksi No. 16/OT.203/KA 2010

BELI TIKET KERETA SEMAKIN MUDAH DENGAN FASTPAY

Published on 17 April 2012
Yogyakarta, 13 April 2012. PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) bekerjasama dengan PT. Bimasakti Multiwealth, meluncurkan layanan reservasi tiket KA secara online melalui FASTPAY di Stasiun Tugu Yogyakarta, Jumat (14/4). Launching ini secara simbolis dilakukan oleh Walikota Yogyakarta, Drs. H.Haryadi Suyuti, Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito dan Direktur PT. Bimasakti Multiwealth, Ibnu Sunanto Peluncuran FASTPAY ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pelanggan setia kereta api dalam mendapatkan tiket kereta tanpa harus antri di loket stasiun kereta api.

FASTPAY merupakan layanan Payment Point Online Banking (PPOB) yang dapat melayani pembelian tiket KA secara online dan akurat. FASTPAY memiliki lebih dari 15.000 gerai PPOB dan terus bertambah, minimal 1000 loket per bulan sehingga makin mendekati calon penumpang untuk melakukan reservasi tiket kereta api.

Prosedur pemesanan cukup mudah. Calon penumpang tinggal mendatangi gerai-gerai FASTPAY yang sudah tersebar luas di seluruh Indonesia, baik yang berada di dekat stasiun kereta api ataupun di lokasi-lokasi strategis lainnya. Setelah melakukan pembelian tiket KA melalui loket FASTPAY, calon penumpang akan mendapatkan notifikasi berupa informasi “KODE BOOKING”, jadwal kereta, nama penumpang, nomor identitas, dan juga harga tiket yang akan dikirim langsung melalui SMS ke nomor ponsel pelanggan. Dengan SMS Notifikasi tersebut, meski “TANPA DISERTAI STRUK PEMBELIAN” (karena nomor ponsel pelanggan dan kode booking sudah diverifikasi oleh PT. KAI sebagai calon penumpang resmi layanan KAI), calon penumpang dapat menukarkannya dengan tiket kereta api di loket stasiun sebelum keberangkatan.

Direktur Komersial PT. KAI, Sulistyo Wimbo Hardjito menyambut gembira kerja sama ini, berharap dengan layanan FASTPAY ini, akan semakin memudahkan para pelanggan setia kereta api untuk mendapatkan tiket kereta api.

Selain melalui FASTPAY, reservasi tiket kereta api juga dapat dilakukan pada 90 hari sebelum sampai dengan 6 jam sebelum keberangkatan melalui Contact Center 121, agen tiket KA, kantor pos, mobile ticket online, layanan drive thru, Indomaret dan CIMB Clicks.

“Disamping itu pembelian tiket harus disertakan identitas penumpang, sehingga dapat mempersempit ruang gerak para calo tiket”, demikian VP Public Relations, Sugeng Priyono menambahakan.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

Marketing FASTPAY Bapak Bagus, HP 082131477899

sumber Situs Resmi PT. Kereta Api

Sabtu, 14 Januari 2012

Gonsol

18122011249 Gonsol(baca gongsol) atau bisa disebut juga sebagai rel paksa merupakan penahan kereta agar tidak anjlok saat kereta melewati tikungan curam . Biasanya Gonsol ini dipasang pada tikungan dan dekat dengan rel. Gonsol itu sendiri sangat banyak kita jumpai pada track di sekitar Daerah Operasi 2 Bandung (DAOP 2 BD). Hal ini tentu saja, dapat dilihat dari bentuk track yang di lalui di DAOP 2 yang tracknya tidak lurus, dan banyaknya tingkungan dengan kurva S maupun C, selain itu dilihat dari sisi kemiringannya pula, track di DAOP 2 kebanyakan hampir sekitar 15 derajat. 












ini merupakan gambar dari gonsol.



18122011250

Namun bagaimana jika gonsol yang di gunakan sebagai pengaman pada saat kereta lewat di tikungan tersebut hilang bautnya ? itu juga yang menjadi penyebab anjloknya kereta saat di tikungan. ini juga mungkin di sebabkan oleh beberapa hal antaranya :
- Tidak adanya perawatan dari dinas terkait.
- Kurangnya pengawasan dari pihak-pihak yang terkait.
- Ulah para pejalan kaki ataupun para warga desa yang usil.
- Kurangnya sosialisasi dengan masyarakat sekitar.


Gambar-gambar di atas di ambil penulis di jalur Padalarang – Purwakarta.
tidak ada rekayasa dalam gambar-gambar tersebut.