Selasa, 14 Februari 2012

Langkah kaki yang terhenti



Ketika ayam telah berkokok, menandakan malam yang panjang akan berganti menjadi pagi. Mata terasa berat untuk terbuka karena semalaman suntuk ia mengerjakan tugas yang menumpuk dimeja belajarnya. Ia teringatkan sesaat akan kejadian kemarin malam yang ia alami di sebuah Mall disekitar Jakarta, ketika ia sedang membereskan meja belajarnya yang berantakan.
 kalo boleh tau emang sedang ngelamunin apa dek? ” tanya kakaknya sambil heran dan penuh akan penasaran.

“Tidak apa-apa kak. Gini kak kemarin malamkan saya dan teman-teman habis ngeceng di sekitar Mall di daerah Jakarta, saya mendengarkan desas-desusnya bahwa katanya ada di mall tersebut pernah ada orang yang bunuh diri ia loncat dari lantai 5 di mall tersebut dan katanya ia sering menunjukkan sosok aslinya ketika malam Jum’at Kliwon pada jam 24.00” ia memulai cerita tersebut dengan membuat suasana didalam kamarnya menjadi seseram mungkin. Ia melanjutkan cerita tersebut lalu terdengarlah suara gonggongan anjing yang membuat suasana tersebut semakin menjadi mencengkam, dan membuat bulu kuduk kakaknya berdiri karena saking ketakutannya. “Tak banyak orang yang dapat bertemu dengannya, hanya ada beberapa orang yang dapat bertemu dengannya karena mall tersebut tidak buka 24 jam dan yang sering bertemu dengan sosok tersebut adalah satpam dan petugas yang menginap di mall tersebut dan konon sosoknya sangat menyeramkan, rambutnya sangat panjang dan mukanya tertutupi oleh rambutnya tersebut, dan ada sebuah kejadian satu kejadian yang......” ia menghentikan cerita sambil mengambil nafas dalam-dalam “ kejadian apa dek ?” tanya kakaknya penasaran. “khmmmm membuat para penjaga mall tersebut menjadi hilang kesadarannya”. “maksud adik kemasukan Jin dek?” tanya kakaknya sambil memotong pembicaraan adiknya. “iya kak, dan kadang juga ia meminta sesuatu yang aneh-aneh tiap malamnya pada penjaga-penjaga tersebut’’. “dek udah ah dek, jangan bikin kakakmu ini ketakutan dek, adikkan udah tau kalo kakak ini takut ma hal-hal yang horor’’ kata kakaknya sambil memutuskan pembicaraan. “Ih kakak masa sama hal kayak gitu percaya sih kak, itukan belum terbukti benar kak. Bisa aja itu hanya sebagai alat untuk menakuti-nakuti anak-anak disekitar mall tersebut agar tidak keluar ketika malam, emang kakak percaya sama semua itu kak?” tanyanya sambil penasaran dan menutup ceritanya tersebut. “percaya dek kalo kakak ma hal gaib tuh dek”.
Sang mentaripun mulai menunjukan sosoknya dan jam dindingpun telah menunjukan pukul 06.00 W.I.B. dan waktunya dia untuk berangkat ke sekolah, selama di perjalanan menuju sekolah ia terus tertawa didalam hatinya & tersenyum saja sampai tiba kesekolah karena tingkah kakaknya yang sedang ketakutan.