Kamis, 15 November 2012

Hikmah

Bismillah.

Setiap peristiwa dan kejadian memiliki arti sendiri baik itu buruk maupun baik. Hikmah dari kejadian atau peristiwa tersebut kita jadikan patokkan kita pada masa depan apabila terjadi masalah yang sama. Sehingga kita dapat mengambil tindakkan yang cepat dan tepat dalam menghadi masalah tersbut. Kewajiban Bagi tiap insan harus dapat mengambil kebaikkan maupun keburukkan dari setiap peristiwa ataupun kejadian yang pernah terjadi dimasa lampau. Seperti halnya, seekor lebah yang telah menghisap sari madu dari suatu bunga, ketika ia kembali lagi ke tempat bunga tersebut ia tidak akan menghisap bunga bunga yang sama untuk kedua kalinya. Dalam pepatah arab di ucapkan "Seperti kuda yang terjebak dalam lubang yang sama".

 Manusia itu sendiri memiliki sifat yang dinamis bukan statis, yang artinya ia akan terus mengejar dari keterpurukkan atau ketertinggalan dari zaman. Maka ia akan terus belajar dan berlatih tanpa henti untuk mengejar cita-citanya tersebut. "Pelajar terbaik adalah pelajar yang terus berlatih tanpa henti hingga akhir jamannya"

Senin, 05 November 2012

Hanya ALLAH yang boleh mendominasi dalam diri ini =)

Assalamu'alaikum.
bismillah.
 siapakah yang mendominasi didalam hati dan pikiran kita selama ini? Mungkin itu hanya salah satu dari ribuan pertanyaan yang menanyakan tentang isi dalam hati/pikiran kita akan berbagai hal baik itu manusia maupun dunia ini. seperti halnya manusia yang lain selalu mempunyai banyak pikiran baik itu tentang manusia maupun hartanya. sesungguhnya apa yang ada didunia dan Akherat kelak hanya milik ALLAH SWT, semata takk ada lagi pasti akan kembali kepada sang pemiliknya, baik itu beripa makhluk yang teramat kita cintai ataupun harta yang sangat kita banggakan selama ini. jika Hati dan Pikiran kita selalu didominasi oleh Sang Khalik, kemungkinan besar diri kita sendiri tak akan takut untuk kehilangan sesuatu hal, baik yang bersifat materi dan nonmateri, karena semua orang sudah memiliki rejekinya masing-masing, tak usah khawatir dengan hal tersebut karena ALLAH bersifat ARRAHMAN(Maha Penyayang) dan AR ROHIM(Maha Pemurah), semuanya sudah terencana dilauhul mahfudz sebelum kita lahir, tinggal kita mengambil rizki kita dariNYA. seperti halnya bayi yang baru lahir, walau ia tak bekerja dan tak mempunyai pendapatan sekaligus memiliki rizkinya sendiri yakni Air susu Ibu(ASI). contoh lainnya adalah Hewan, ia tak pernah memikirkan akan apa yang akan ia makan untuk hari ini ataupun hari esok ia hanya berharap kepada ALLAH S.W.T. akan apa yang ia dapat besok, ataupun tak mendapatkan apapun. namun, ia terus berusaha untuk mendapatkan rizkinya tersebut. bila hati ini selalu terfokuskan akan yang hal yang bersifat duniawi saja, hati kita akan semakin Jauh dari PEMILIK HATI ini, alangkah baiknya jika kita menyerahkan semua urusan kita hanya kepada ALLAH S.W.T. bukan kepada yang lain.
beberapa cara agar hati kita tidak selalu terfokuskan akan hal yang besifat duniawi:

  1.  Minta pertolongan/perlindungan kepada Allah dari menyekutukan-Nya. 
  2. Isi terus hati dengan dzikrullah, walau hati belum ingat kepada-Nya, terus saja sebut nama Allah karena kelak Allah akan mengalihkan dzikir kita yang lalai menuju ketaatan asalkan kita bersungguh-sungguh. Akan tetapi, jangan sampai dzikir-dzikir yang kita lakukan malah menimbulkan masalah yang baru dengan overacting ingin dipuji orang lain. 
  3. Jika kita ingat si pencuri hati, jangan lama terbuai. Ingat rumus “bungkus” yakni bungkus masalah dan langsung serahkan kepada Allah. Dengan berpasrah kepada Allah, Allah akan membimbing dan memberikan solusi kepada kita. 

Dengan demikian pekerjaan rumah yang harus kita lakukan untuk mengurangi bahkan menghapus kegelisahan-kegelisahan dalam hati kita adalah kita harus memeriksa siapa yang ada dalam hati kita. Jika si pengisi hati adalah selain Allah, maka tak heran kita akan terus gelisah atau jauh dari ketenangan.

Sumber : Dari berabagai Sumber