Jumat, 23 Mei 2014

ALLAH Telah Menutupi, Mengapa Kau Membukanya!

 

Bismillah.
telah lama saya tidak mengup-date blog ini, pada kesempatan kali ini saya akan sedikit bercerita dan berbagi ilmu yang saya dapatkan. Selamat membaca dan semoga dapat memberikan kebaikan kepada kita semua, untuk menuju Ridha-Nya dan cinta-Nya yang haqiqi. aamiin.

Ibnu Mas’ud bercerita : sutu ketika, seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW. “Ya Rasulullah” kata pemuda tersebut. “Aku Pernah bercumbu dengan seorang wanita di pinggiran kota, tetapi aku tidak sampai bersenggama dengannya. Putuskanlah hukuman yang patut aku terima.”

Pada saat itu Umar Ibn Khattab (Semoga ALLAH meridhainya) sedang bersama Rasulullah. Ia marah dengan pemuda tersebut yang datang menemui Rasulullah, tanpa sopan dan santun. “ALLAH telah menutupi aibmu! Kenapa kau malah membukanya?!” Kata Umar, Geram.

Sementara itu Rasulullah tidak menanggapi pertanyaan pemuda tersebut. Sampai kemudian pemuda tersebut pergi dari hadapan Beliau. Tak lama kemudian, ALLAH menurunkan firman-Nya dalam surah Al Hud ayat 114 yang artinya “Dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada sebagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan – perbuatan baik dapat menghapuskan (dosa) perbuatan – perbuatan buruk.” kemudian Rasulullah segera meminta seseorang untuk memanggil pemuda tersebut, dan membacakan firman ALLAH barusan.

Dalam Kisah tersebut, seseorang tidak diperkenankan untuk membuka dan meceritakan kepada siapapun akan dosa dan aib tentang dirinya. Sebab, ALLAH telah menutupi aibnya dirinya dari pandangan manusia. Maka, dosa itu tak patut untuk di ceritakan dan diberitahukan kepada siapapun, kecuali hanya kepada ALLAH, dengan menyesali dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi dosa tersebut. Lalu, mengikutinya dengan amal kebaikan hingga mampu untuk menghapus dosa tersebut. dalam kata lain, ia harus taubattan nasuha yakni taubat yang semurni-murninya.

Rasulullah pernah berkata kepada para sahabatnya, “Setiap dosa seseorang akan diampuni, kecuali muhajirin.” Para sahabat bertanya, “ Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan muhajirin itu.” dan kemudian Rasulullah menjelaskan apa yang di maksud dengan muhajirin itu “Ialah orang yang berbuat dosa pada malam hari, tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya. Namun, pada pagi harinya, orang tersebut malah menceritakan perbuatan yang ia lakukan pada malam harinya kepada orang-orang.”

Maka dari itu, apa salahnya apabila kita menutupi setiap aib kita yang benar benar telah ALLAH tutupi dengan rapih dari setiap pandangan manusia. Biarkanlah itu menjadi Rahasia kita, ALLAH, dan Malaikat-Malaikat-Nya. Apabila di minta jujur maka, lebih baik untuk menutupinya, kecuali kepada calon istri atau suami kita apabila itu dirasa perlu.  Maka lebih baik lagi, apabila jiwa ini terasa terganggu dengan dosa tersebut, maka lebih baik kita bercerita kepada-Nya di setiap setelah kita shalat, sambil menyesali dosa yang pernah terjadi pada masa lampau.

Semoga ALLAH mampu membuka hati setiap pembaca sekalian, agar dimudahkan untuk menyerap semua ilmu, dan menghindari dirinya dari kaum muhajirin  yang telah disebutkan dalam hadist barusan, aamiin. Maha Besar ALLAH dengan segala firman-Nya. Mohon maaf apabila ada salah penulisan karena penulis hanyalah manusia yang tak sempurna.


editting seperlunya.
sumber : Taman, Muslich. 2010. Ketika Rasul Bangun Kesiangan. Jakarta : Penerbit Zaman